HYPEVOX – Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memohon maaf kepada publik setelah mengundang akademisi pro-Israel, Peter Berkowitz, sebagai narasumber. Ia mengakui adanya kekhilafan dalam memilih Berkowitz tanpa memperhatikan latar belakangnya yang kontroversial.
Yahya menegaskan bahwa posisi PBNU tentang perjuangan Palestina tetap konsisten dan menyuarakan dukungan penuh terhadap kemerdekaan Palestina. Ia juga mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Israel, terutama di Gaza.
Permohonan Maaf atas Kekhilafan
Yahya Cholil Staquf mengakui bahwa mengundang Peter Berkowitz tidak mempertimbangkan latar belakang akademisi tersebut yang memiliki pandangan pro-Israel. “Saya mohon maaf atas kekhilafan dalam mengundang Peter Berkowitz tanpa memperhatikan latar belakang zionisnya,” ungkapnya.
Dalam pernyataannya, Gus Yahya menekankan bahwa ketidakcermatan dalam pemilihan narasumber menjadi penyebab utama insiden ini. “Hal ini terjadi semata-mata karena kekurangcermatan saya dalam melakukan seleksi dan mengundang narasumber,” jelasnya.
Posisi PBNU Terhadap Palestina
Yahya menegaskan bahwa posisi PBNU mengenai perjuangan rakyat Palestina tidak pernah berubah. “PBNU mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk memiliki negara yang merdeka dan berdaulat,” tegasnya.
Lebih jauh, ia juga mengecam keras segala bentuk tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Israel, termasuk serangan brutal terhadap warga sipil di Gaza. “Saya dan PBNU mengutuk tindakan-tindakan genosida yang brutal yang dilakukan oleh pemerintah Israel di Gaza,” ujarnya.
Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU)
Peter Berkowitz diundang dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU), yang bertujuan untuk memberikan kaderisasi tertinggi kepada peserta terpilih. Kegiatan ini bertujuan agar mereka bisa memahami peta geopolitik global dan perkembangan saat ini.
AKN NU dirancang untuk mencetak pemimpin di masa depan, mencakup pengetahuan strategis mengenai isu-isu internasional yang relevan. Diharapkan, dengan demikian, NU bisa lebih efektif dalam menavigasi arah perjuangan ke depan.