HYPEVOX – Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini mengonfirmasi bahwa ijazah sarjana Presiden Joko Widodo hanya dicetak satu kali dan diserahkan saat wisuda pada tahun 1985.
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menjelaskan bahwa universitas tidak menyimpan ijazah asli dan hanya memiliki salinan untuk keperluan administrasi.
Pernyataan Resmi dari UGM
Universitas Gadjah Mada mengklarifikasi bahwa ijazah sarjana Joko Widodo, yang diperoleh saat diwisuda pada November 1985, dicetak hanya satu kali.
Menurut Sigit Sunarta, ‘Kalau ijazah itu kan dicetak sekali, kemudian diberikan kepada yang bersangkutan. Kami hanya memiliki salinan saja. Jadi ijazah itu satu,’ ungkapnya dalam video resmi UGM.
Sigit juga menambahkan bahwa dokumen terkait ijazah kini dipegang oleh kepolisian sebagai bagian dari penyelidikan, dan oleh karena itu, UGM tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut sesuai dengan regulasi data pribadi.
Tanggung Jawab UGM Terhadap Foto Ijazah
Wakil Rektor UGM, Wening Udasmoro, menyatakan bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab untuk memverifikasi keaslian foto-foto ijazah yang beredar di media sosial.
Ia menjelaskan, ‘Itu bukan wewenang kami, kami tidak melakukan verifikasi terhadap apa yang beredar di media sosial. Yang kami percayai adalah apa yang kami punya.’
Wening menekankan bahwa pihak ketiga yang ingin memverifikasi status kelulusan seseorang dari UGM perlu meminta orang tersebut untuk menunjukkan ijazah aslinya, ‘Jadi orang tersebut yang menunjukkan ijazah tersebut,’ tambahnya.
Regulasi dan Perlindungan Data Pribadi
UGM menjelaskan bahwa melakukan klarifikasi terhadap keaslian ijazah atau dokumen lainnya tidak dapat dilakukan tanpa izin dari pemilik ijazah tersebut.
Wening mengungkapkan, ‘Kita tidak bisa menunjukkan data pribadi kepada orang yang itu tidak relevan dengan mereka yang memiliki ijazah tersebut,’ yang menunjukkan pentingnya perlindungan informasi pribadi.
Situasi ini mencerminkan komitmen UGM dalam menjaga privasi alumnus, termasuk Joko Widodo.