HYPEVOX – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengancam akan mendeportasi pengusaha terkenal Elon Musk. Ancaman ini muncul setelah Musk melontarkan kritik di media sosial terhadap beberapa anggota Kongres AS.
Kritik tersebut memicu respons Trump yang tidak hanya menanggapi pernyataan Musk, tetapi juga mengumumkan rencana untuk membuka pusat detensi bagi pekerja migran di Florida.
Kritik Musk dan Respons Trump
Elon Musk menggunakan akun media sosial X pada 1 Juli 2025 untuk mengkritik anggota Kongres yang dinilai mendukung RUU Pemotongan Pajak dan Belanja. Ia menekankan bahwa mereka mempromosikan efisiensi belanja negara di tengah komentar mereka terhadap pemotongan tersebut.
Menanggapi kritik tersebut, Trump tidak hanya membalas, tetapi juga mengancam akan mendeportasi pendiri Tesla dan SpaceX. “Kita harus memeriksanya,” ungkap Trump saat ditanya oleh wartawan mengenai potensi deportasi Musk yang merupakan imigran dari Afrika Selatan.
Rencana Pusat Detensi Migran
Trump juga mengumumkan rencana untuk membuka pusat detensi bagi pekerja migran di Florida yang dinamakan ‘Alligator Alcatraz’. Ini menambah intensitas komentar Trump terhadap situasi imigrasi di AS.
Dalam pernyataannya, Trump menyatakan, “Saya rasa dia tidak seharusnya memainkan permainan itu bersama saya,” yang menunjukkan ketidakpuasannya terhadap kritik yang dilontarkan Musk.
Tanggapan Elon Musk
Elon Musk, untuk merespons ancaman deportasi tersebut, kembali mengungkapkan pendapatnya di media sosial. Ia mengatakan, “Sangat menggoda untuk menindaklanjutinya. Sangat, sangat menggoda. Namun, saya akan menahan diri untuk saat ini.”
Kenyataan bahwa Musk memilih untuk tidak langsung merespons ancaman itu menunjukkan bahwa meskipun ia merasa terprovokasi, ia memilih untuk tetap tenang dan tidak memperkeruh situasi.