HYPEVOX – Penyelidikan kematian diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, kini berada di titik yang krusial setelah penemuan sejumlah fakta baru oleh kepolisian. Motif di balik kematian Arya diperkirakan akan terungkap dalam waktu dekat seiring dengan pengumpulan bukti yang terus berlangsung.
Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Reonald T.S. Simanjuntak, mengonfirmasi bahwa fakta-fakta baru ini akan menjadi bahan penting bagi tim penyelidik. Di antaranya adalah asal-usul plakban kuning, telepon seluler yang hilang, dan tas yang ditinggalkan oleh korban.
Fakta Baru Mengemuka
Dalam proses penyelidikan kematian Arya Daru, kepolisian telah menemukan sejumlah fakta baru. Salah satu penemuan paling mencolok adalah plakban kuning yang ditemukan membalut wajahnya, yang merupakan alat pengemas barang sebelum berangkat ke luar negeri, khususnya ke Finlandia.
Menurut Reonald, penggunaan plakban oleh pegawai Kemenlu adalah hal biasa. “Plakban ini memang biasa digunakan oleh pegawai Kemenlu untuk mengemas barangnya. Tujuannya agar saat berada di luar negeri, barangnya mudah dikenali,” ujarnya.
Istri Arya, Meta Ayu, juga mengonfirmasi bahwa plakban tersebut dibeli untuk keperluan mengemas barang-barang. “Bahkan beberapa plakban juga tersimpan di Yogyakarta,” tambah Reonald dalam keterangan lanjutnya.
Investigasi dan Temuan Lainnya
Selain plakban kuning, penyelidik juga menemukan telepon seluler milik Arya yang hilang. Meski telepon tersebut tidak ditemukan, isi informasi di dalamnya dapat diakses melalui laptop milik korban, yang berisi komunikasi dengan keluarga dan rekan-rekannya.
Penyelidik juga menemukan tas yang ditinggalkan Arya di tangga darurat menuju rooftop Gedung Kemenlu. Tas tersebut ditemukan satu hari setelah kematian Arya dan berisi rekam medis yang menarik perhatian penyelidik.
Reonald menjelaskan bahwa saat ini penyelidikan berfokus pada sinkronisasi semua bukti yang telah dikumpulkan. “Karena jika ada satu saja puzzle yang hilang, penyelidik tidak bisa membuat kesimpulan,” jelasnya.
Beragam Pendapat Tentang Motif Kematian
Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, berpendapat bahwa kasus ini ada kemungkinan adalah kasus bunuh diri. “Dari fakta yang disampaikan, kemungkinan besar ini adalah kasus bunuh diri,” tegasnya, sembari menekankan pentingnya akurasi dalam penyelidikan.
Sementara itu, Sosiolog Kriminalitas dari Universitas Gadjah Mada, Soeprapto, berpendapat bahwa bukti-bukti yang ada dapat menunjukkan adanya kemungkinan keterlibatan orang lain. “Hal lain yang perlu dipastikan oleh polisi, apakah Arya Daru datang sendirian atau sempat bertemu dengan seseorang,” ungkapnya.
Soeprapto menambahkan bahwa penting untuk menyelidiki apakah barang-barang yang ditemukan bisa menunjukkan adanya tekanan yang dialami oleh Arya. “Apakah di dalam plastik itu ada obat bius atau zat yang berfungsi untuk melumpuhkan korban agar tidak melakukan perlawanan saat dieksekusi?” tanyanya.