HYPEVOX – Siapa sih yang tidak suka belanja online dengan gratis ongkir? Bukan hanya menghemat uang, tapi juga membuat suasana belanja jadi lebih seru. Ya, gratis ongkir ini adalah program yang menghilangkan atau mengurangi biaya pengiriman barang ketika kita belanja di e-commerce.
Tetapi, bayangkan kalau kebijakan ini dibatasi. Gimana rasanya ya?
Nah, baru-baru ini, pemerintah mengeluarkan regulasi yang membatasi program gratis ongkir menjadi hanya tiga hari dalam sebulan.
Kebijakan ini muncul untuk merangsang persaingan yang lebih sehat antara pelaku pasar besar, seperti e-commerce raksasa, dan pelaku UMKM yang lebih kecil. Tapi, ada efek samping yang tak terduga…
Dampak Pada Pelaku UMKM
Asosiasi UMKM mulai merasakan dampak negatif dari pembatasan ini. Banyak dari mereka yang melaporkan omzet mereka turun signifikan. Pembatasan ini membuat masyarakat lebih memilih untuk menunggu belanja daripada membeli barang saat gratis ongkir tidak berlaku.
Hal ini jelas mengganggu pendapatan mereka yang sudah terpuruk akibat pandemi. UMKM berperan penting dalam perekonomian, jadi ketika mereka kesulitan, seluruh roda ekonomi bisa terpengaruh.
Tentunya, penjualan yang menurun karena pembatasan ini membuat beberapa pelaku UMKM merasa tertekan dan khawatir dengan masa depan usaha mereka.
Kenapa Pemerintah Melakukan Ini?
Kebijakan pembatasan gratis ongkir ini sebenarnya ditujukan untuk menciptakan keseimbangan di pasar. Menurut pemerintah, dengan membatasi gratis ongkir, mereka ingin pelaku bisnis tidak menjual produk di bawah harga pokok penjualan. Ini bertujuan untuk menjaga harga produk tetap sehat dan berkelanjutan.
Direktur Pos dan Penyiaran Komdigi menjelaskan bahwa pembatasan hanya berlaku untuk produk yang harganya di bawah HPP atau apabila diskon membuat harga jual lebih rendah dari biaya pokok. Jadi, harapannya dengan kebijakan ini, semua pelaku usaha, termasuk UMKM, bisa bersaing lebih adil.
Seisi E-Commerce Resah
Dampak dari pembatasan ini bukan hanya dirasakan oleh UMKM, tapi juga oleh platform e-commerce. Banyak pengguna yang terpaksa menunda belanja karena ketiadaan promo gratis ongkir yang menjadi daya tarik utama. Pikir-pikir, kalau mau belanja online tapi harus bayar ongkir, ya mending belanja langsung dan tidak usah repot-repot, kan?
Keputusan ini membuat beberapa perusahaan e-commerce berupaya mencari solusi agar pelanggan tetap mau belanja. Misalnya, mereka mungkin mencoba memberikan diskon lain atau promo menarik untuk tetap menarik minat pelanggan.
Perpanjangan Promosi di Masa Depan?
Meskipun saat ini gratis ongkir hanya berlaku selama tiga hari, pemerintah mengatakan bahwa mereka terbuka untuk mengevaluasi dan mungkin memperpanjang periode ini jika diperlukan. Tentunya, hal ini memberi harapan kepada pelaku UMKM dan e-commerce agar bisa menemukan solusi yang pas dalam situasi ini.
Seiring berjalannya waktu, mungkin kita akan melihat beberapa perubahan yang dapat membantu menyeimbangkan kebutuhan konsumen dan pelaku bisnis, jadi mari kita sama-sama pantau perkembangan selanjutnya.
Apa Yang Dapat Kita Lakukan?
Untuk saat ini, kita sebagai konsumen bisa mendukung UMKM dengan berbelanja produk mereka, walaupun harus membayar ongkir. Di satu sisi, kita bisa membantu menjaga roda ekonomi tetap berjalan meski dalam keadaan sulit. Selain itu, melakukan belanja secara bijak dengan melihat promo lain yang ada juga bisa menjadi pilihan.
Jadi, bukan berarti kita tidak bisa menikmati belanja online. Kita hanya perlu lebih pintar dalam memilih kapan dan di mana berbelanja. Apapun situasinya, semoga kita semua dapat terus beradaptasi dan mendukung satu sama lain.