Pahami Mekanisme Reaksi Tubuh Saat Menghadapi Ancaman

Share
  • 21 Juli 2025

HYPEVOX – Saat berada dalam situasi berbahaya, tubuh manusia memiliki mekanisme reaksi yang sangat cepat. Reaksi ini tidak hanya instinktif, tetapi juga melibatkan berbagai aspek fisiologis dan psikologis.

Dalam waktu singkat, tubuh kita dapat beradaptasi menghadapi ancaman dengan mengaktifkan sistem saraf, hormon, dan proses otak yang kompleks. Mari kita lihat lebih dalam bagaimana tubuh manusia bereaksi ketika terancam.

Proses Reaksi Pertama: Merasakan Ancaman

Langkah pertama saat menghadapi bahaya adalah merasakan ancaman yang ditangkap oleh indera seperti penglihatan dan pendengaran. Proses ini berlangsung sangat cepat, dalam waktu kurang dari satu detik.

Setelah itu, otak memproses informasi tersebut melalui amygdala, pusat pengolahan emosi, dan mengirimkan sinyal ke bagian tubuh untuk mempersiapkan reaksi, termasuk peningkatan detak jantung dan aliran darah ke otot.

Reaksi Fisiologis: Fight or Flight

Ketika amygdala mengidentifikasi ancaman, tubuh memasuki fase ‘fight or flight’. Pada fase ini, hormon stres seperti adrenalin dan kortisol dilepaskan untuk meningkatkan kewaspadaan.

Reaksi ini memberi energi tambahan bagi tubuh, mempersiapkan kita untuk melawan atau melarikan diri. Misalnya, jika menghadapi anjing liar, tubuh kita siap bereaksi dengan cepat.

Peran Sistem Saraf dalam Kecepatan Reaksi

Sistem saraf memainkan peranan penting dalam mengatur reaksi tubuh saat berada dalam keadaan bahaya. Jalur saraf segera mengirimkan sinyal ke otot sehingga dapat bereaksi secepat mungkin.

Kecepatan reaksi setiap individu bisa berbeda tergantung pada faktor seperti usia dan kondisi fisik. Namun, penelitian menunjukkan bahwa dalam situasi ekstrem, manusia dapat bereaksi dalam waktu kurang dari 200 milidetik.