HYPEVOX – Dalam pandangan sehari-hari, tidak jarang kita melihat Matahari berwarna kuning saat langit cerah. Ini adalah fenomena yang dipicu oleh interaksi cahaya Matahari dengan atmosfer Bumi dan partikel di udara.
Suhu Matahari yang sebenarnya mencapai ribuan derajat Celsius, tetapi bagaimana kita melihatnya berwarna kuning adalah hasil dari efek scattering dan kondisi lingkungan.
Cahaya Matahari dan Spektrum Warna
Cahaya yang dipancarkan oleh Matahari merangkum semua warna yang dapat dilihat, mulai dari merah hingga ungu. Proses scattering yang terjadi saat cahaya ini melewati atmosfer Bumi berpengaruh pada warna yang kita lihat.
Atmosfer Bumi terdiri dari berbagai partikel, seperti debu dan molekul udara yang menyebarkan cahaya. Efek dari scattering ini menyebabkan warna-warna tertentu dari spektrum cahaya terfilter.
Pada siang cerah, cahaya berwarna biru dan hijau lebih dominan tersebar di atmosfer, sedangkan warna merah dan kuning lebih sedikit terdesak, sehingga lebih banyak yang mencapai pandangan kita.
Pengaruh Suasana dan Waktu
Warna kuning Matahari sangat terlihat pada saat-saat ketika posisinya rendah, seperti saat terbit atau terbenam. Posisinya yang lebih rendah memaksa cahaya untuk melewati lebih banyak atmosfer, membuat cahaya biru lebih banyak tersebar dan menyisakan cahaya kuning, oranye, dan merah.
Di sisi lain, ketika Matahari berada di puncak langit, cahaya yang sampai ke kita terlihat lebih putih. Ini terjadi karena cahaya tidak banyak terhalang oleh atmosfer, sehingga tampak lebih cerah meskipun ada sedikit nuansa kuning.
Polusi udara juga memiliki pengaruh besar terhadap warna Matahari. Partikel dari asap dan polutan dapat memperburuk efek scattering, sehingga Matahari tampak lebih kuning atau bahkan oranye.
Faktor Iklim dan Lingkungan
Kondisi cuaca dan iklim suatu daerah juga berperan dalam persepsi terhadap warna Matahari. Di daerah yang kering dan sejuk, seperti pegunungan, cahaya Matahari terpancar lebih cerah dan putih.
Sebaliknya, pada daerah dengan kelembapan tinggi atau titik embun yang meningkat, cahaya yang kita lihat cenderung terlihat lebih lembut dan kuning. Ini terjadi karena uap air di atmosfer turut menyebarkan cahaya.
Contoh mencolok dapat dilihat ketika musim panas atau di area dengan polusi tinggi, di mana warna kuning Matahari terlihat lebih tajam akibat banyaknya partikel di udara yang mengubah cara kita mengamatinya.