Mengapa Film Mampu Menggugah Emosi Sementara Kita Sulit Mengekspresikannya?

Share
  • 18 Juni 2025

HYPEVOX – Pernahkah kamu merasakan haru saat menonton film yang menyentuh hati, namun saat menghadapi masalah sendiri, kamu justru terlihat datar? Hal ini berkaitan erat dengan cara kita mengelola emosi dan menghadapi berbagai pengalaman hidup.

Film sering kali dapat menggugah perasaan kita berkat alur cerita dan karakter yang dapat kita dengar. Sementara itu, saat menghadapi masalah pribadi, sulit bagi kita untuk mengekspresikan apa yang kita rasakan.

Daya Tarik Emosional Film

Salah satu alasan mengapa film dapat membuat kita menangis adalah karena mereka mampu menciptakan ikatan emosional dengan penontonnya. Cerita yang kuat dan karakter yang relatable membuat kita seolah-olah bisa merasakan apa yang mereka rasakan.

Saat melihat karakter dalam situasi sulit, kita dapat mengidentifikasikan diri dengan mereka. Dalam konteks ini, kita mungkin mampu melepaskan emosi yang terpendam, karena merasa aman dalam ruang cerita yang diciptakan oleh film.

Mengelola Emosi dalam Kehidupan Sehari-hari

Berbeda dengan film, ketika berhadapan dengan masalah pribadi, kita sering kali merasa harus tetap kuat dan tidak menunjukkan kelemahan. Masyarakat kadang menuntut kita untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang tenang, sehingga sulit bagi kita untuk mengekspresikan emosi.

Kita cenderung menekan perasaan kita, mungkin karena ketakutan akan penilaian orang lain atau stigma tentang menangis. Ini seringkali membuat kita lebih sulit untuk melepaskan emosi, bahkan di saat-saat yang sangat berat.

Konteks Empati dan Perspektif

Film juga seringkali memberikan kita pengalaman empati yang tidak kita dapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika menonton, kita bisa melihat dari berbagai sudut pandang, yang membuat kita berani merasakan perasaan yang mungkin kita hindari dalam kehidupan nyata.

Sebagai contoh, melihat orang lain melalui lensa seorang protagonis yang berjuang dapat membantu kita mendapatkan perspektif baru tentang situasi kita. Hal ini membantu kita melepaskan emosi dalam cara yang mungkin sulit dilakukan ketika kita hanya berpatokan pada perspektif kita sendiri.