Kwik Kian Gie: Pahlawan Ekonomi Indonesia yang Berani Meninggalkan Warisan Pemikiran

Share
  • 29 Juli 2025

HYPEVOX – Kwik Kian Gie, seorang ekonom ternama dan mantan menteri, meninggal dunia pada 28 Juli 2025, meninggalkan warisan pemikiran yang tak tergantikan dalam dunia ekonomi Indonesia. Ia dikenal sebagai sosok berani yang senantiasa memperjuangkan keadilan ekonomi dan menolak tekanan berbagai kekuatan politik.

Lahir di Juwana, Pati, pada 11 Januari 1935, perjalanan hidup Kwik menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dengan pendidikan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Nederland School of Economics, kontribusinya tidak hanya terlihat dari gelar, tetapi juga dari keberanian dan keteguhan sikapnya.

Menko yang Teguh pada Prinsip

Kwik Kian Gie menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri di era Presiden Abdurrahman Wahid antara tahun 1999 hingga 2000. Pada periode berikutnya, ia juga menjabat sebagai Kepala Bappenas di bawah Presiden Megawati Soekarnoputri dari tahun 2001 hingga 2004.

Selama menjabat, Kwik kerap kali berseberangan dengan kebijakan pemerintah yang ada. Ia menolak keras penerbitan Surat Keterangan Lunas (SKL) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan privatisasi BUMN yang dilakukan secara sembarangan.

Secara tegas, Kwik pernah menyatakan, “Saya memilih mundur daripada melanggar hati nurani.” Ungkapan ini mencerminkan komitmennya untuk menjaga prinsip dan kejujuran dalam menjalankan tugasnya.

Mendekatkan Ekonomi dengan Rakyat

Kwik Kian Gie tidak hanya terjun dalam jabatan politik, tetapi juga aktif dalam dunia akademis dan sosial. Ia dikenal melek literasi, menulis buku, mengajar, serta berinteraksi dengan para aktivis kampus.

Bagi Kwik, ekonomi bukan hanya teori yang rumit dan angka-angka statistik, tetapi juga sebuah alat untuk mencapai keadilan. Ia berusaha menghubungkan konsep ekonomi dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, menjadikannya tokoh yang dekat dan relevan.

Sebagai seorang warga keturunan Tionghoa, Kwik berhasil mematahkan stigma di masyarakat. Ia menunjukkan bahwa integritas dan nasionalisme tidak bergantung pada latar belakang etnis seseorang.

Warisan Pemikiran yang Tak Akan Pernah Lenyap

Walau Kwik Kian Gie sudah tiada, ide-idenya terus hidup di berbagai platform. Gagasan-gagasannya seringkali muncul dalam diskusi di ruang redaksi media dan pada forum-forum yang dihadiri oleh aktivis muda.

Kehilangan sosok ini pada usia 90 tahun mengajak banyak orang untuk merenungkan warisan terpentingnya: berani berpikir dan berbicara berbeda. Pendapat dan ide-ide yang ditinggalkannya terus menjadi inspirasi.

Ekonom sejati seperti Kwik Kian Gie tidak memerlukan gelar atau pangkat untuk diakui. Yang mereka butuhkan hanyalah prinsip yang tidak dapat dibeli.