HYPEVOX – Kunto Aji mengemukakan pandangannya mengenai tanggung jawab yang diemban oleh anggota DPR, terutama dari kalangan selebritas. Ia menegaskan bahwa status artis tidak seharusnya menjadikan mereka kebal terhadap akuntabilitas sebagai wakil rakyat.
Pernyataan tersebut disampaikan di acara Seni Melawan Tirani di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Senin, 1 September 2025. Dalam pandangannya, semua anggota dewan harus siap mempertanggungjawabkan setiap tindakan mereka.
Tanggung Jawab Anggota DPR
Kunto Aji menyoroti pentingnya tanggung jawab bagi anggota DPR yang merupakan wakil rakyat. “Ya konsekuensi. Dengan apa yang mereka perbuat, mau itu artis mau itu siapa, sama aja sebenarnya. Udah jadi anggota dewan ya jadi anggota dewan,” tegasnya.
Pernyataan ini muncul menjelang penonaktifan beberapa anggota DPR dari kalangan selebritas seperti Nafa Urbach dan Eko Patrio. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kini menuntut akuntabilitas yang lebih tinggi dari para pemimpin mereka.
Ia berharap partai politik dapat berinovasi dalam menangani masalah akuntabilitas ini. “Tuntutan kita untuk diganti, dicopot, kalau bisa ya mungkin dari partainya harus inisiatif dan pembenahan,” jelasnya.
Masyarakat Melawan Kelompok Anarkis
Kunto Aji juga mengungkapkan keprihatinannya tentang aksi unjuk rasa yang semakin marak. Menurutnya, masyarakat tidak hanya menyampaikan aspirasi tetapi juga berupaya menjaga ketertiban wilayah mereka dari kelompok yang berpotensi menciptakan kerusuhan.
“Cukup percaya gitu seperti kejadian di Bekasi, masyarakat murni, masyarakat lokal, menghalau kelompok-kelompok massa yang tidak tahu datangnya dari mana,” ungkapnya.
Ia menilai kejadian di Bekasi dan Pondok Gede menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki kesadaran kolektif untuk menjaga ketertiban di lingkungan mereka.
Keresahan Sosial dan Politik
Kunto Aji tak ragu mengungkapkan keresahannya terhadap kondisi sosial dan politik saat ini. Ia merasakan bahwa sikap pejabat yang sering berbicara tanpa memikirkan dampaknya membuat masyarakat semakin gerah.
“Keresahannya sudah menggunung sih istilahnya. Kita semua sudah merasakanlah selama bertahun-tahun ini, seperti yang saya sempat bilang tadi di sana bahwa pejabat-pejabat itu bisa ngomong apapun dan tanpa konsekuensi yang mereka hadapi,” jelasnya.
Menurutnya, pernyataan tersebut mencerminkan semangat frustrasi yang kini dirasakan publik, yang terdorong untuk bersuara lebih keras setelah aksi yang berlangsung pada tanggal 25 Agustus lalu.