Kritik dan Harapan Menyambut Film Animasi Merah Putih: One For All

Share
  • 13 Agustus 2025

HYPEVOX – Film animasi ‘Merah Putih: One For All’ menjadi perbincangan hangat menjelang rilisnya pada 14 Agustus 2025. Di tengah meriahnya HUT ke-80 RI, film ini telah menerima sejumlah kritik dari berbagai kalangan.

Kritik tersebut mencakup kualitas animasi, biaya produksi yang tinggi, hingga dugaan pembajakan aset kreator asing. Menteri Kebudayaan Fadli Zon pun meminta masyarakat untuk menonton filmnya terlebih dahulu sebelum memberikan penilaian.

Kritik yang Mengemuka

Film ‘Merah Putih: One For All’ telah menarik perhatian negatif terutama terkait kualitas animasi yang dianggap kurang memadai. Banyak netizen berspekulasi bahwa film ini menjiplak karya kreator asing tanpa izin.

Dugaan tersebut semakin menguat setelah film ini menjadi sorotan, di mana Ketua Badan Perfilman Indonesia, Gunawan Paggaru, menekankan pentingnya keberhatian terhadap isu dugaan penggunaan aset yang tidak dibenarkan. Ia menyatakan, ‘Itu perlu kita teliti gitu ya. Apa betul menggunakan (aset orang lain) itu,’ dalam wawancara.

Kritik-kritik yang muncul dapat menjadi tantangan tersendiri bagi tim produksi, terutama dalam menjamin inovasi dan keaslian dalam karya mereka.

Respon Menteri Kebudayaan Fadli Zon

Menanggapi isu-isu yang berkembang, Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan perspektif yang cukup bijak. Ia berpendapat agar kritik disampaikan setelah penonton menyaksikan film, dengan mengatakan, ‘Ya kita lihat dulu lah ya, kita lihat dulu nanti filmnya kayak apa.’

Fadli juga menegaskan bahwa dirinya belum bisa memberikan komentar lebih jauh mengenai film tersebut karena belum menontonnya. Dalam pernyataannya, ia menyatakan, ‘Film apa itu? Oh iya saya belum nonton, jadi saya belum bisa komentar,’ pada 12 Agustus 2025.

Pandangan ini mencerminkan sikap terbuka dari pihak penguasa untuk memberikan ruang bagi penilaian yang lebih objektif sebelum film dirilis.

Dugaan Pembajakan Aset

Ketua Badan Perfilman Indonesia, Gunawan Paggaru, menyoroti kekhawatiran akan kemungkinan pembajakan aset kreator asing. Ia menegaskan bahwa, meskipun hanya dugaan, hal ini penting untuk diperhatikan dan diteliti lebih lanjut.

‘Saya punya keyakinan itu, kenapa? Membuat aset itu kan enggak cepat,’ ujarnya, menunjukkan keraguan akan kemampuan tim produksi dalam menciptakan aset baru secara mendesak.

Dengan berbagai tantangan ini, publik menunggu dengan penuh harap bagaimana film ini akan diterima saat akhirnya tayang.