HYPEVOX – Khamzat Chimaev, juara dunia kelas menengah UFC, punya ambisi tinggi untuk menaklukkan tiga kelas berbeda. Namun, jalannya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Setelah penampilan gemilang melawan Dricus Du Plessis, Chimaev kini bersiap menghadapi tantangan lebih besar dan ada beberapa rintangan yang harus dilalui.
Menjaga Batas Bobot Kelas Welter
Chimaev awalnya berkompetisi di kelas welter dengan batas bobot 77,1 kg. Namun, ia mengalami tantangan ketika laga utama melawan Nate Diaz di UFC 279 dibatalkan karena kelebihan bobot sebesar 3,4 kg.
Insiden ini menandakan betapa sulitnya bagi Chimaev untuk kembali ke kelas welter tanpa mengorbankan power dan massa ototnya. Mempertahankan berat badan ideal di kelas ini menjadi tantangan signifikan yang dapat menghambat mimpinya meraih gelar di kelas berbeda.
Tantangan di Kelas Light Heavyweight
Setelah menunjukkan kemampuan luar biasa di kelas welter dan menengah, Chimaev kini harus menghadapi tantangan yang lebih besar saat beralih ke kelas light heavyweight. Ia harus meningkatkan bobot tubuh dan massa otot agar bisa bersaing dengan petarung di kelas tersebut.
Perbedaan hampir 10 kg antara batas bobot kelas menengah dan light heavyweight menjadi penghalang tambahan bagi Chimaev. Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang memerlukan penyesuaian signifikan dalam persiapannya.
Jadwal Pertandingan UFC dan Kesehatan
Ambisinya untuk meraih gelar di berbagai kelas sangat bergantung pada kebijakan UFC serta penyusunan jadwal oleh Dana White. Dengan usia 31 tahun, Chimaev membutuhkan kesempatan bertanding yang cepat untuk menjaga momentum kariernya.
Di samping itu, kesehatan Chimaev juga menjadi perhatian. Setelah terinfeksi Covid-19, ia harus menghadapi masalah kesehatan yang sering kali menghambatnya untuk bertanding. Semua faktor ini sangat krusial dalam usaha ambisius Chimaev untuk meraih gelar juara di tiga kelas berbeda.