HYPEVOX – Orang tua Prada Lucky Namo, seorang anggota TNI, mendesak agar pelaku penganiayaan yang menyebabkan kematian putranya dihukum mati. Permintaan ini disampaikan menyusul dugaan bahwa Prada Lucky meninggal setelah dianiaya oleh seniornya saat bertugas di Nusa Tenggara Timur.
Kecewa atas Penolakan Otopsi
Sersan Mayor Christian Namo, orang tua Prada Lucky, mengungkapkan rasa kecewa karena dua rumah sakit di Kupang, RS Tentara dan RS Polri, menolak melakukan otopsi untuk mengungkap penyebab kematian anaknya. “Saya ingin agar negara hadir dan mengungkap pelaku penyebab kematian anak saya,” ungkapnya di Kupang pada Jumat (8/8/2025).
Prada Lucky adalah anggota TNI yang baru saja dilantik dua bulan sebelum insiden tragis ini. Ia langsung ditugaskan di Batalyon Pembangunan 843 yang baru saja diterjunkan untuk membantu pembangunan masyarakat setempat.
Bukti Fisik Penganiayaan
Tubuh Prada Lucky ditemukan dipenuhi dengan lebam dan memar, mencerminkan penganiayaan yang brutal. Foto dan video yang beredar menunjukkan kondisi mengenaskan tubuhnya, dengan sejumlah luka tusukan di kaki dan punggung.
Sebelum meninggal pada Rabu (6/8/2025), Prada Lucky sempat mendapatkan perawatan intensif di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, namun sayangnya nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Tanggapan Pihak Militer
Hingga saat ini, pihak Korem 161/Wira Sakti belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait kasus kematian Prada Lucky. Seorang sumber dari Korem menyatakan bahwa kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
Keluarga berharap agar pihak berwenang segera menemukan para pelaku dan memberikan keadilan bagi Prada Lucky yang meninggal secara tragis.