HYPEVOX – Iran sedang mempertimbangkan langkah drastis untuk menutup Selat Hormuz sebagai respon terhadap serangan Israel yang didukung oleh Amerika Serikat. Jika langkah ini diambil, dampaknya akan sangat signifikan terhadap harga minyak global dan pasokan energi di seluruh dunia.
Pakar mengingatkan bahwa 20% dari konsumsi minyak harian dunia melewati Selat yang sempit ini, sehingga situasi ini dapat memicu ketegangan yang lebih besar di kawasan.
Konsekuensi Ekonomi Global
Chief Investment Officer Cresset Capital, Jack Ablin, menekankan bahwa ‘risiko terbesar yang masih ada adalah Selat Hormuz’. Ia menjelaskan bahwa penutupan selat ini dapat berdampak pada harga energi dan berpotensi menimbulkan inflasi di banyak negara.
Claude Moniquet, seorang pakar intelijen dan keamanan, menguraikan empat dampak besar yang bisa terjadi jika Selat Hormuz diblokir. Pertama, lonjakan harga minyak dunia dan berkurangnya pasokan menjadi ancaman utama.
Kedua, adanya guncangan signifikan dalam ekonomi global akibat harga minyak yang melonjak. Hal ini berpotensi mempengaruhi inflasi di berbagai negara dan mengganggu industri yang bergantung pada energi.
Dampak ketiga adalah peningkatan tensi perang, yang berpotensi memicu konfrontasi militer antara AS dan angkatan laut negara-negara Teluk, memperburuk ketegangan di wilayah yang sudah tidak stabil.
Pernyataan Pejabat Iran
Sebelum adanya serangan AS, seorang anggota parlemen Iran, Ali Yazdikhah, menyatakan bahwa penutupan Selat Hormuz dapat dilakukan jika kepentingan vital Iran terancam. ‘Tindakan ini akan bergantung pada situasi yang ada,’ ujarnya.
Ia menegaskan bahwa jika AS secara resmi berperang melawan Iran untuk mendukung Israel, maka itu adalah ‘hak sah Iran’ untuk mengambil tindakan yang diperlukan. ‘Lebih baik tidak ada negara yang mendukung Israel untuk menghadapi Iran,’ tambahnya.
Yazdikhah mengungkapkan bahwa meskipun Iran memiliki kemampuan untuk menutup Selat Hormuz, mereka tetap menghargai pentingnya lalu lintas di jalur ini untuk perdagangan global. ‘Kami memiliki puluhan cara untuk membuat Selat Hormuz tidak aman,’ ungkapnya.
Peran Strategis Selat Hormuz
Selat Hormuz merupakan jalur vital yang menghubungkan Oman dan Iran, serta menjembatani negara-negara penghasil minyak seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, dan Kuwait. Dengan lebar sekitar 33 km, selat ini menjadi titik transit penting bagi 18 juta barel minyak yang melewatinya setiap harinya.
Jika penutupan selat ini terjadi, para ekonom dan analis memperingatkan bahwa akan terjadi ketidakstabilan yang dapat merugikan banyak negara. Gangguan pada jalur ini akan menyebabkan terganggunya perdagangan global dan meningkatkan biaya transportasi.
Dampaknya akan dirasakan dalam rantai pasok, termasuk penundaan dalam impor bahan baku dan barang konsumen. Tanpa langkah pencegahan yang tepat, konsekuensi dari penutupan tersebut akan terasa di seluruh dunia.