Guru Madrasah di Demak Tolak Pengembalian Denda, Pilih Mengikhlaskan

Share
  • 20 Juli 2025

HYPEVOX – Ahmad Zuhdi, seorang guru di Madrasah Diniyah Demak, Jawa Tengah, menolak untuk menerima kembali uang denda sebesar Rp 12,5 juta yang diminta oleh wali murid berinisial SM. Penolakan ini terjadi setelah SM dan keluarganya mengunjungi Zuhdi untuk meminta maaf dan mengembalikan uang tersebut.

Zuhdi menyatakan, “Saya ikhlas, apa yang keluar sudah,” menunjukkan sikap pemaaf terhadap situasi yang sebelumnya menyebabkan ketegangan antara mereka.

Kunjungan SM dan Rombongan

SM mengunjungi rumah Zuhdi didampingi oleh anaknya, seorang siswa berinisial D, serta beberapa anggota keluarga lainnya. Mereka datang dengan tujuan untuk meminta maaf dan mengembalikan uang denda yang telah diambil sebelumnya.

Zuhdi yang terbuka terhadap pertemuan tersebut meminta Kepala Desa Cangkring B, Zamharir, untuk memediasi percakapan. Dalam percakapan yang penuh kehangatan itu, Zuhdi mengungkapkan bahwa ia telah mengambil pelajaran dari kejadian tersebut dan berharap tidak ada lagi konflik di masa depan.

Zamharir menjelaskan, “Tanpa meminta maaf, Pak Zuhdi sudah memberikan maaf,” menegaskan sikap pemaaf Zuhdi yang sudah ikhlas meski situasi ini memicu masalah sebelumnya.

Respon dari Pihak SM

Di tengah pertemuan, SM tampak tidak banyak berbicara dan lebih memilih untuk diam. Perwakilan percakapan dilaksanakan oleh Sutopo, paman dari siswa D, yang menyampaikan niat baik SM untuk memperbaiki hubungan.

“Bu SM meminta maaf kepada Bapak Zuhdi, kalau ada langkah salah, perkataan salah,” si Sutopo menegaskan pentingnya memperbaiki komunikasi setelah masalah yang telah terjadi.

Sutopo juga mengungkapkan simpatinya terhadap keputusan Zuhdi yang mengikhlaskan uang denda ini. Ini menggambarkan sikap saling menghormati yang tumbuh di tengah situasi yang rumit.

Makna Pengikhlasan dalam Pendidikan

Langkah pemaafan yang ditunjukkan oleh Zuhdi memiliki makna yang dalam untuk dunia pendidikan. Situasi ini mengingatkan kita bahwa komunikasi dan pemahaman perlu dijunjung tinggi untuk menyelesaikan perbedaan yang ada.

Kepala Desa Zamharir mengingatkan pentingnya menjaga hubungan baik antara guru dan wali murid. Ia meminta semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan dan tidak dengan mudah menuding satu pihak.

Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi semua yang terlibat tentang daya penting dialog antara orang tua dan pendidik, guna mencegah kesalahpahaman yang dapat berkembang menjadi konflik yang lebih besar.