Fenomena Retail Therapy di Kalangan Generasi Muda

Share
  • 28 Juli 2025

HYPEVOX – Setiap kali berbelanja, kita seringkali terjebak dalam godaan untuk membeli barang-barang unik dan lucu yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Fenomena ini dikenal sebagai ‘retail therapy’, yang banyak dijumpai, terutama di kalangan generasi muda.

Apa Itu Retail Therapy?

Retail therapy adalah istilah yang menggambarkan perilaku berbelanja bagi seseorang untuk mengatasi stres atau emosi negatif. Banyak yang merasakan perbaikan suasana hati setelah berbelanja meskipun barang yang dibeli tidak selalu terpakai. Dalam konteks Indonesia, fenomena ini semakin meningkat seiring dengan berkembangnya akses internet dan media sosial. Hal ini memudahkan orang untuk menemukan dan membeli barang-barang menarik dari berbagai sumber.

Pengaruh Media Sosial terhadap Pembelian

Media sosial, terutama platform seperti Instagram dan TikTok, memberikan ruang bagi penjual untuk menampilkan produk dengan cara yang lebih menarik. Hal ini menciptakan dorongan bagi pengguna untuk membeli barang-barang yang tampak lucu dan menarik, bahkan ketika tidak benar-benar membutuhkannya.

Praktik belanja ini memperkuat konsep ‘FOMO’ atau Fear of Missing Out, di mana individu merasa harus memiliki barang tertentu agar tidak ketinggalan atau tampak kurang trendy di hadapan teman-temannya.

Dampak Jangka Panjang dari Belanja Impulsif

Belanja barang-barang yang tidak dipakai dapat menyebabkan penyesalan setelah pembelian, terutama ketika menyadari isi dompet semakin menipis. Pola belanja ini dapat mengarah pada masalah finansial yang lebih besar jika tidak cepat diatasi.

Di samping dampak finansial, terdapat pula risiko psikologis, di mana seseorang dapat terperangkap dalam siklus belanja yang tidak sehat, sehingga meningkatkan kecemasan atau bahkan menyebabkan depresi akibat tekanan untuk terus membeli barang baru.