Fenomena Ghosting di Kalangan Gen Z: Apa, Mengapa, dan Dampaknya

Share
  • 25 Agustus 2025

HYPEVOX – Fenomena ghosting semakin marak di kalangan Gen Z, menciptakan keguncangan dalam dinamika relasi dan komunikasi. Praktik ini sering kali meninggalkan tanda tanya dan rasa tidak pasti di antara yang terlibat.

Pertanyaan mengapa ghosting dianggap sebagai solusi, meski berdampak besar bagi korban, menjadi sorotan utama. Generasi ini seakan semakin memilih cara baru untuk mengakhiri hubungan tanpa memberikan penjelasan.

Apa itu Ghosting?

Ghosting adalah istilah yang merujuk pada tindakan menghentikan komunikasi secara tiba-tiba tanpa penjelasan. Dalam hubungan, ini umumnya terjadi ketika salah satu pihak tidak lagi merespon pesan atau panggilan dari yang lainnya.

Banyak orang melakukan ghosting untuk menghindari konfrontasi dan ketidaknyamanan. Dengan cara ini, mereka merasa lebih mudah untuk menarik diri dari hubungan yang tidak diinginkan.

Selain itu, beberapa individu mengambil keputusan untuk ghosting karena merasa tidak memiliki waktu atau tenaga untuk menjelaskan situasi mereka. Perkembangan komunikasi digital juga berperan dalam mempermudah interaksi dan pengakhiran hubungan.

Mengapa Ghosting Populer di Kalangan Gen Z?

Generasi Z tumbuh di era digital di mana interaksi online sangat dominan. Hal ini memperlancar proses menjalin hubungan, tetapi juga memudahkan untuk memutuskan hubungan melalui cara seperti ghosting.

Penggunaan aplikasi kencan dan media sosial menciptakan banyak pilihan, yang kadang-kadang membuat harapan akan hubungan yang sempurna semakin tinggi. Apabila satu hubungan tidak memenuhi ekspektasi, mereka lebih memilih untuk ‘menghilang’ tanpa berusaha menyelesaikan konflik.

Penelitian menunjukkan bahwa generasi ini cenderung menghindari perasaan tidak nyaman, dan ghosting menjadi alternatif untuk lepas dari situasi yang dianggap menegangkan secara emosional.

Dampak Ghosting Terhadap Kesehatan Mental

Walaupun tampak sebagai pilihan yang mudah, ghosting dapat menyebabkan dampak serius bagi kesehatan mental korban. Banyak yang merasakan kebingungan, depresi, dan merasa tidak berharga setelah ditinggalkan tanpa penjelasan.

Psikolog mengungkapkan bahwa ghosting bisa memicu perasaan ragu dan ditolak. Ini dapat mempengaruhi cara seseorang menjalin hubungan di masa depan, sehingga sulit untuk mempercayai orang lain.

Kesadaran akan dampak psikologis ini menjadi tantangan bagi Gen Z. Masyarakat kini berupaya berdiskusi mengenai etika dalam berinteraksi dan pentingnya mengutarakan perasaan dengan jujur.