Driver Ojol Klaim Narik Malah Rugi, Begini Hitungannya

Share

HYPEVOX – Bayangkan lagi, kamu adalah seorang driver Ojek Online (Ojol). Setiap hari kamu bergantung pada aplikasi untuk mendapatkan penghasilan. Tapi, baru-baru ini, banyak driver yang mulai merasa bahwa mereka malah dirugikan. Kenapa? Itu karena potongan biaya aplikasi yang bikin kesel.

Protes atas Potongan Biaya Aplikasi

Driver ojol, dalam beberapa pekan terakhir, menggelar aksi serempak di berbagai daerah, khususnya Jakarta. Mereka mempertanyakan potongan 20% yang diambil aplikasi dari setiap transaksi. Bayangkan, kamu sudah narik penumpang dengan susah payah, eh, 20% dari tarifmu langsung melayang ke perusahaan aplikasi.

Ini tentu bikin para driver merasa tidak adil. Dan yang bikin mereka lebih geram adalah keterbatasan transparansi dari pihak aplikator mengenai bagaimana tarif ditetapkan.

Hitungan Rugi yang Menyakitkan

Mari kita hitung-hitungan. Misalnya, seorang driver mampu narik 10 penumpang dalam sehari dengan tarif rata-rata Rp30.000. Nah, total pendapatan mereka seharusnya Rp300.000, tetapi setelah dipotong 20%, mereka hanya membawa pulang Rp240.000.

Itu belum lagi ditambah dengan biaya operasional yang harus mereka tanggung, seperti bensin dan servis motor.

Aksi Unjuk Rasa yang Mengguncang

Pada tanggal 20 Mei 2025, ribuan driver ojol melakukan demo besar-besaran dan diprediksi mengakibatkan kerugian bagi pihak aplikator hingga mencapai Rp188 miliar. Angka yang sangat fantastis, bukan?

Efek dari demo ini bukan hanya dirasakan oleh aplikasi transportasi, tapi juga merembes ke sektor-sektor lainnya. Ketidakpuasan ini seolah menunjukkan adanya ketimpangan relasi kuasa antara driver dan perusahaan besar yang mengoperasikan aplikasi ojol.

Apakah Perubahan Akan Terjadi?

Dengan adanya tuntutan dari para driver, harapannya adalah perusahaan akan mendengarkan dan mungkin mengubah kebijakan tarif atau potongan biaya. Namun, sampai saat ini, banyak yang merasa pesimisme. Meskipun ada aksi demonstrasi, tidak ada jaminan bahwa perusahaan akan beradaptasi dengan kebutuhan driver.

Meski dengan segala protes dan ketidakadilan, tidak semua driver ojol memilih untuk tidak narik. Banyak yang tetap melanjutkan job mereka demi menjaga dapur tetap ngebul. Aksi offbid, yaitu menolak pesanan dengan mematikan aplikasi, dilakukan sebagian driver, tetapi tidak semua. Satunya, buat mereka yang masih butuh uang, narik penumpang jadi pilihan yang terpaksa diambil.