Betrand Peto Berduka atas Kehilangan Kakek Tercinta

Share
  • 25 Juli 2025

HYPEVOX – Betrand Peto, penyanyi berusia 20 tahun, merasakan kehilangan yang mendalam setelah meninggalnya ayah Sarwendah, Hendrik Lo. Banyak kenangan indah yang tersimpan antara Betrand dan kakeknya tersebut, termasuk nama China yang diberikan, Huang Sen Pao.

Dalam suasana duka di Rumah Duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, pada Rabu (23/7/2025), Betrand secara terbuka mengungkapkan ketidakpercayaannya pada kenyataan pahit ini. Rasa kehilangan yang ia alami begitu mendalam, meninggalkan jejak kesedihan di hati dan ingatannya.

Kenangan dan Kesedihan Betrand Peto

Betrand Peto tampak sangat berduka saat mengenang kebersamaannya dengan Hendrik Lo. Di hadapan para tamu yang melayat, ia dengan emosional mengungkapkan, “Jadi aku sampai kayak masih. duh bener gak ya you udah benar-benar pergi ya.”

Ia merasakan kesulitan untuk mengakui kenyataan bahwa kakeknya kini telah tiada, mengungkapkan, “Sampai aku terus bertanya-tanya ke diri aku sendiri, aku tanya teman-teman aku, mungkin Yeye lagi tidur kali atau lagi capek istirahat.”

Dukungan untuk Keluarga

Meskipun sangat merasakan kehilangan, Betrand berusaha menguatkan keluarganya dengan mengenang momen-momen bahagia yang telah mereka bagi. Ia mengungkapkan rasa bangganya kepada Sarwendah dan adik-adiknya, Thania dan Thalia, dengan mengatakan, “Aku sangat bangga sama dia masih bisa lanjutin kerjanya dalam hal kayak gini.”

Betrand mencoba menjadi tulang punggung keluarga dan menopang mereka di saat-saat sulit ini, meskipun perasaan duka terus menyelimuti hatinya.

Pesan Abadi dari Kakek

Menghormati kenangan Hendrik Lo, Betrand bertekad untuk menunaikan pesan-pesan penting yang pernah diajarkan. Ia berkomitmen untuk menjaga adik-adiknya dan tidak melupakan Bunda, meski bukan perintah langsung dari mendiang.

Betrand mencurahkan perasaannya, “Jangan lupa sama Bunda, jagain adik-adik, dan aku bilang, itu gak disuruh ya pasti aku jagain,” menegaskan rasa tanggung jawabnya sebagai kakak. Ia juga merasa bangga karena kakeknya selalu membanggakannya di depan teman-temannya, “Dia selalu membanggakan aku ke teman-temannya, ‘Gue punya cucu yang suaranya bagus’.”