HYPEVOX – Akhirnya! Momen yang banyak dibicarakan terjadi saat PDIP resmi memecat Joko Widodo (Jokowi), beserta Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution. Dengan pemecatan ini, mereka tak lagi menjadi bagian dari partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut. Keputusan ini tidak hanya mengejutkan banyak pengamat, tetapi juga menciptakan gelombang tanya di tengah-tengah masyarakat.
Diberitakan bahwa pemecatan ini berdasarkan Surat Keputusan nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024, dan turut ditetapkan dalam momen spesial pada tanggal 14 Desember 2024. Pengumuman resmi mengenai pemecatan ini disampaikan oleh Komarudin Watubun, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP. Dalam pengumumannya, ia menjelaskan bahwa hal ini dilakukan atas perintah langsung dari Ketua Umum PDIP.
Apa Sebabnya?
Mengapa Jokowi dipecat? Ternyata alasan di balik keputusan ini cukup serius. PDIP menuduh Jokowi telah menyalahgunakan kekuasaan dan merusak sistem demokrasi serta etika dalam kehidupan berbangsa. Menurut pandangan PDIP, pelanggaran ini membuatnya harus berpisah jalan.
Dari total 27 kader yang dipecat, nama Jokowi menjadi sorotan karena pelanggarannya dianggap berbeda dibandingkan dengan yang lain. Dalam surat keputusan tersebut, PDIP mengklaim bahwa Jokowi melawan keputusan partai yang mencalonkan Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024. Tentu, banyak yang mempertanyakan langkah selanjutnya bagi Jokowi.
Kemana Selanjutnya Jokowi?
Setelah dipecat, banyak spekulasi yang beredar mengenai partai mana yang akan dipilih Jokowi untuk berlabuh. Beberapa analis, termasuk Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, beranggapan bahwa Golkar bisa menjadi pilihan yang tepat. Menurutnya, Jokowi dan Golkar selama ini memiliki hubungan yang cukup harmonis.
“Selama ini Jokowi dikaitkan dengan Golkar. Bahkan gestur dan gerak politik Jokowi sering seirama dengan Golkar. Tapi sampai saat ini Jokowi memutuskan tidak berpartai,” ungkap Adi dalam wawancara beberapa waktu lalu. Menarik, bukan?
Peluang di Golkar
Golkar jelas memiliki potensi besar untuk menyambut Jokowi jika mantan wali kota Solo ini memilih untuk melenggang ke sana. Sejak lama, banyak orang memperhatikan bahwa banyak kebijakan dan keputusan politik Jokowi selaras dengan apa yang menjadi visi misi Golkar.
Meskipun saat ini Jokowi tidak berpartai, tidak menutup kemungkinan bahwa dia akan mengambil langkah pragmatis dan memilih Golkar sebagai alternative baru. Mungkin ini adalah langkah strategis untuk mempertahankan pengaruh politiknya di tengah ketidakpastian.
Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, akhirnya buka suara soal kemungkinan Presiden Jokowi dan Wapres Gibran Rakabuming Raka gabung ke partainya, nih, setelah duo bapak-anak itu resmi dipecat PDIP.
Bahlil dengan santainya bilang kalau Golkar sih selalu welcome buat siapa aja yang mau bergabung.
“Golkar itu sangat inklusif. Golkar itu terbuka bagi semua anak bangsa yang pingin mengabdikan dirinya lewat politik lewat partai. Jadi Golkar sangat inklusif ya,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (16/2/2024).
Isu dan Proses yang Perlu Diperhatikan
Tentunya, ada banyak hal yang mesti diperhatikan dalam situasi ini. Pemecatan tersebut bukanlah hal yang sepele. Ini bisa menjadi pintu masuk bagi Jokowi untuk membuat keputusan yang lebih gimmicky, seperti mungkin mendirikan partai politik baru atau ikut serta dalam beberapa kegiatan publik yang akan membentuk kembali citranya.
Kalau dia memutuskan untuk mendirikan partai sendiri, bisa jadi ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa dia mampu sukses tanpa dukungan PDIP. Namun, tentunya segala keputusan memiliki risiko di dalamnya.
Simpulkan dan Tunggu Aksi Selanjutnya
Jadi, di tengah gejolak politik ini, kita semua tentu penasaran akan langkah-langkah yang akan diambil oleh Jokowi. Apakah ia akan terjun ke Golkar, mendirikan partai baru, atau memilih untuk bersikap low profile dan berpikir strategis ke depan? Semua orang tengah menunggu kabar selanjutnya dalam drama politik Indonesia ini.
Satu hal yang pasti, era baru mungkin saja akan dimulai untuk Jokowi setelah perpisahannya dengan PDIP. Kesempatan untuk mengubah arah dan meraih kembali kekuasaan hanyalah satu langkah lagi jika dia tahu bagaimana merespons situasi ini!