Ancaman Serius Demam Berdarah Dengue di Indonesia

Share
  • 12 Agustus 2025

HYPEVOX – Indonesia kini menjadi sorotan utama dalam penyebaran penyakit dengue di Asia Tenggara, menyumbang 66 persen kematian akibat dengue di kawasan ini.

Kementerian Kesehatan melaporkan 257.455 kasus dengue dan 1.461 kematian pada tahun 2024, menandakan bahwa DBD masih menjadi ancaman serius, terutama bagi anak-anak.

Peningkatan Kasus dan Kematian DBD

Sepanjang tahun 2024, Kementerian Kesehatan mencatat 257.455 kasus dengue di 514 kabupaten/kota se-Indonesia, dengan total 1.461 kematian.

Dokter Spesialis Anak Konsultan, Bernie Endyarni Medise, menyatakan bahwa anak-anak menjadi kelompok paling rentan terhadap DBD, ‘Dalam tujuh tahun terakhir kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak-anak dan remaja usia 5-14 tahun,’ ungkapnya.

Dengue memiliki tiga fase berkembang yang perlu diwaspadai: fase demam tinggi, fase kritis saat demam turun, dan fase penyembuhan ketika demam naik kembali dengan gejala yang berbeda.

Kendalikan Ancamannya dengan Pencegahan

Bernie juga menekankan pentingnya pencegahan dan vaksinasi bagi anak-anak, ‘Infeksi kedua justru berisiko menimbulkan gejala lebih berat dibanding infeksi pertama,’ tegasnya.

Lonjakan kasus dengue di tahun 2025 menunjukkan bahwa penyakit ini tetap menjadi ancaman global; hingga minggu ke-25 tahun ini, Kemenkes mencatat 79.843 kasus dan 359 kematian.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi Klinik, Sukamto, memperingatkan bahwa DBD bisa menyerang semua orang, terutama yang memiliki penyakit komorbid, ‘Kondisi ini meningkatkan risiko keparahan infeksi DBD mulai dari 1,5 hingga 12 kali lipat,’ jelasnya.

Pentingnya Tanggung Jawab Bersama

Sukamto menekankan bahwa perlindungan terhadap dengue adalah tanggung jawab bersama, ‘Saat semua ambil bagian, kita bukan hanya menjaga keluarga, tapi membangun masa depan yang lebih sehat,’ ungkapnya.

Dengan meningkatnya kesadaran akan bahaya dan pencegahan DBD, diharapkan angka kematian dan infeksi dapat dikurangi.

Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam kampanye kesehatan adalah kunci untuk menanggulangi DBD, di mana kebersihan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan harus selalu diperhatikan.