Penemuan Virus Corona Baru di Kelelawar China Berpotensi Menular ke Manusia

Share
  • 16 Juni 2025

HYPEVOX – Sebuah tim peneliti di China baru-baru ini menemukan jenis virus corona baru pada kelelawar yang berpotensi menular ke manusia. Virus ini menggunakan reseptor manusia yang sama dengan virus penyebab COVID-19, SARS-CoV-2.

Virus Baru dan Keluarganya

Virus baru ini merupakan garis keturunan dari virus corona HKU5 yang pertama kali teridentifikasi pada kelelawar pipistrelle Jepang. Virus baru ini termasuk dalam subgenus merbecovirus, yang juga mencakup virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

Hal yang paling menarik adalah kemampuan virus ini untuk berikatan dengan angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) manusia, reseptor yang sama yang digunakan oleh virus SARS-CoV-2 untuk menginfeksi sel.

“Kami melaporkan penemuan dan isolasi garis keturunan berbeda (garis keturunan 2) dari HKU5-CoV, yang dapat memanfaatkan tidak hanya ACE2 kelelawar tetapi juga ACE2 manusia dan berbagai ortolog ACE2 mamalia,” tulis para peneliti dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Cell.

Kemampuan Infeksi Virus Baru

Dalam penelitian ini, para peneliti menemukan bahwa virus yang diisolasi dari sampel kelelawar mampu menginfeksi sel manusia serta massa sel atau jaringan yang ditumbuhkan secara artifisial, yang menyerupai organ pernapasan atau usus mini.

Virus HKU5-CoV-2 menunjukkan ikatan yang kuat tidak hanya dengan reseptor ACE2 manusia tetapi juga pada berbagai spesies lain, yang berpotensi menjadikan spesies tersebut sebagai inang perantara untuk menularkan virus kepada manusia.

Penelitian ini membuka kemungkinan adanya penularan antarspesies, meningkatkan kekhawatiran akan potensi wabah di masa depan.

Pentingnya Pemantauan Virus

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa meskipun strain HKU5 dapat berikatan dengan reseptor ACE2 pada kelelawar dan mamalia lain, tidak ada ikatan “efisien” yang terdeteksi dengan manusia.

Tim Shi menyatakan bahwa HKU5-CoV-2 memiliki adaptasi lebih baik terhadap ACE2 manusia dibandingkan garis keturunan 1 virus tersebut. Mereka menambahkan bahwa virus ini “mungkin memiliki jangkauan inang yang lebih luas dan potensi yang lebih tinggi untuk infeksi antarspesies.”

Temuan ini menjadi pengingat pentingnya memantau virus di hewan liar untuk mencegah potensi wabah di masa depan.