HYPEVOX – Gus Miftah, yang dikenal luas sebagai pendakwah kondang dan juga utusan khusus presiden dalam bidang kerukunan beragama, baru-baru ini mengumumkan pengunduran dirinya. Keputusan ini datang tidak lama setelah munculnya petisi besar dari masyarakat yang meminta agar dirinya dicopot dari jabatannya. Petisi ini mencatatkan lebih dari 222.107 tanda tangan, menunjukkan seberapa besar kontroversi yang mengitarinya.
Berita ini tentunya menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, terutama generasi muda yang sering mengandalkan media sosial untuk menyampaikan pendapat mereka. Reaksi masyarakat bervariasi, dengan sebagian mendukung pengunduran dirinya dan yang lain merasa kehilangan sosok yang dianggap membawa pesan positif untuk umat.
Kontroversi yang Memicu Gelombang Petisi
Kontroversi ini bermula saat Gus Miftah mengeluarkan pernyataan yang dianggap menghina seorang penjual es teh. Meskipun ia telah meminta maaf kepada pedagang tersebut, banyak orang merasa bahwa perkataannya menunjukkan kurangnya penghargaan kepada mereka yang bekerja keras. Hal ini mengundang reaksi negatif dan mendesak di media sosial, serta mendorong pihak tertentu untuk menggalang petisi pemecatan.
Salah satu penggagas petisi tersebut mengungkapkan, ‘Apa yang dilakukan oleh Gus Miftah adalah gambaran karakter beliau. Untuk itu, agar jajaran bapak sejalan dengan bapak, segera copot Gus Miftah!’ Tanggapan ini mencerminkan kekecewaan yang dirasakan oleh masyarakat terutama para pedagang yang berjuang keras di tengah kesulitan.
Permintaan Maaf dan Tanggapan Gus Miftah
Dalam video jumpa pers yang beredar di media sosial, Miftah mengucapkan permintaan maafnya dan mengumumkan dirinya memutuskan mundur sebagai utusan khusus presiden. Ucapan itu diungkapkan di kawasan Pondok Pesantren Ora Aji yang ia asuh di Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (6/12/2024) siang.
“Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan dan dengan penuh kesadaran, saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” ujar Miftah dalam konferensi pers tersebut.
“Keputusan ini saya ambil bukan karena ditekan oleh siapa pun, bukan karena permintaan siapa pun. Tetapi keputusan ini saya ambil karena rasa cinta hormat dan tanggung jawab saya yang mendalam terhadap Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat,” imbuhnya.
Tugas Utusan Khusus Presiden
Sangat menarik untuk diketahui apa sebenarnya tugas dari Utusan Khusus Presiden. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2024, posisi ini memiliki tanggung jawab yang besar, antara lain dalam hal kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan. Ini adalah jabatan yang bukan hanya status, tetapi juga memerlukan komitmen untuk membawa agama dan masyarakat menuju harmoni.
Fungsi ini seharusnya diemban oleh sosok yang dapat menjadi contoh baik bagi masyarakat. Namun, kejadian ini membuat banyak orang mempertanyakan apakah Gus Miftah masih layak melanjutkan jabatannya.
Reaksi Masyarakat di Media Sosial
Reaksi netizen di media sosial sangat beragam. Ada yang membela Gus Miftah, sementara yang lain sangat kritis terhadap pernyataannya. Ini menunjukkan bahwa media sosial menjadi tempat yang sangat ampuh untuk menyuarakan ketidakpuasan serta dukungan. Banyak yang berargumen bahwa satu kesalahan tidak seharusnya menghapuskan kontribusi baik seseorang selama ini.
Namun, yang tidak bisa diabaikan adalah suara mayoritas yang sudah jelas melalui petisi tersebut. Ini menandakan bahwa para netizen sangat peduli dengan bagaimana sosok pemimpin diharapkan bisa bertindak.
Menuju Masa Depan Tanpa Gus Miftah
Dengan pengunduran diri ini, banyak yang bertanya-tanya mengenai masa depan Gus Miftah. Apakah ia akan tetap berupaya dalam dunia dakwah atau memilih jalan lain? Kehadiran sosok seperti dia tetap dibutuhkan di tengah masyarakat, tetapi langkah-langkah ke depan harus lebih hati-hati dan mempertimbangkan dampak yang muncul.
Masyarakat pun berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran berharga, tidak hanya bagi Gus Miftah, tetapi juga bagi publik figur lainnya tentang bagaimana pentingnya untuk berbicara dengan bijak dan menghormati sesame.