HYPEVOX – Anak muda saat ini semakin rentan terhadap burnout, kondisi yang diakibatkan oleh kelelahan fisik dan mental karena tekanan yang berlebihan. Fenomena ini semakin marak di kalangan mereka yang berjuang menjaga keseimbangan antara pekerjaan, belajar, dan kehidupan sosial.
Faktor-faktor penyebab tingginya angka burnout di kalangan anak muda meliputi tuntutan akademis yang tinggi serta tekanan dari sosial media. Di Indonesia, hal ini menjadi isu serius karena dapat berdampak pada kesehatan mental yang lebih parah.
Tekanan Akademis yang Meningkat
Salah satu penyebab utama burnout di kalangan anak muda adalah tekanan akademis yang terus meningkat. Banyak mahasiswa harus bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik agar bisa diterima di pekerjaan impian mereka.
Tuntutan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, ujian yang hampir setiap minggu, dan kegiatan organisasi sering kali membuat mereka merasa tertekan. Hal ini menyebabkan stres yang berkepanjangan dan akhirnya berujung pada burnout.
Berdasarkan penelitian, anak muda yang memiliki jadwal akademis yang sangat padat cenderung lebih rentan terhadap masalah mental. Dengan adanya berbagai beban yang harus ditangani, mereka perlahan-lahan kehilangan motivasi dan semangat.
Dampak Sosial Media
Sosial media telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari anak muda saat ini. Meskipun dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi, media sosial juga membawa tekanan tersendiri.
Anak muda sering kali merasa perlu untuk menunjukkan kehidupan mereka yang sempurna di platform-platform tersebut. Akibatnya, mereka berusaha keras untuk memenuhi harapan yang dibentuk oleh orang lain, yang seringkali sangat tidak realistis.
Kondisi ini menyebabkan perasaan cemas dan tidak cukup baik, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada stres dan burnout. Dampak dari kecanduan media sosial juga tidak bisa dianggap remeh, karena sering kali mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu online daripada beristirahat.
Kurangnya Dukungan Emosional
Kurangnya dukungan emosional dari lingkungan sekitar dapat memperburuk risiko burnout di kalangan anak muda. Banyak anak muda merasa terisolasi, terutama ketika mereka menghadapi kesulitan di sekolah atau tempat kerja.
Ketiadaan teman atau orang tua yang siap mendengarkan bisa membuat mereka merasa sendirian dalam menghadapi tekanan. Ketidakmampuan untuk mengekspresikan perasaan ini bisa menjadi beban yang berat dan menyebabkan kelelahan mental.
Penting bagi anak muda untuk memiliki ruang di mana mereka bisa berbicara dan merasa didengar. Komunitas yang mendukung dapat membantu mengurangi perasaan tertekan dan kembali mengisi semangat yang hilang.