HYPEVOX – Multitasking sering dianggap sebagai cara jitu untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan sekaligus. Namun, di balik itu ternyata tersimpan bahaya yang dapat memengaruhi produktivitas dan kesehatan mental.
Kebiasaan melakukan banyak tugas bersamaan perlu diperhatikan dengan seriusi, karena dapat mengakibatkan lebih banyak kerugian daripada manfaat.
Multitasking dan Produktivitas
Banyak orang percaya bahwa multitasking dapat meningkatkan produktivitas, tetapi hasil penelitian menunjukkan hal sebaliknya. Menurut penelitian dari Stanford University, mereka yang sering melakukan multitasking biasanya lebih buruk dalam menyelesaikan tugas dibandingkan mereka yang fokus pada satu pekerjaan pada satu waktu.
Ketika berpindah dari satu tugas ke tugas lainnya, waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi kembali dan memfokuskan perhatian pada pekerjaan utama justru akan menyebabkan keterlambatan. Akibatnya, kualitas kerja menurun dan memperbesar kemungkinan terjadinya kesalahan.
Studi ini menunjukkan bahwa, meskipun tampak efisien, multitasking sebenarnya bisa menjadi penghambat dalam mencapai hasil kerja yang baik. Kualitas dapat tertekan ketika pikiran kita terpecah antara berbagai tugas.
Dampak Kesehatan Mental
Tidak hanya berdampak pada produktivitas, multitasking juga membawa konsekuensi serius bagi kesehatan mental individu. Stres dari mengerjakan banyak tugas secara bersamaan dapat menyebabkan kelelahan mental, yang berdampak negatif pada kesejahteraan.
Penelitian menunjukkan bahwa stres yang berkepanjangan bisa memengaruhi kemampuan kognitif, dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan serta depresi. Beban kerja yang berlebihan ini sering kali berujung pada burnout.
Di tengah tuntutan zaman yang terus memaksa kita merasa harus selalu terhubung dan produktif, dampak negatif dari multitasking semakin terlihat jelas.
Mencari Solusi yang Lebih Sehat
Mengurangi kebiasaan multitasking bukanlah hal yang mudah, tetapi merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan dan produktivitas. Teknik manajemen waktu seperti Pomodoro, yang melibatkan kerja selama periode fokus dan diikuti dengan istirahat, bisa membantu mengelola tugas dengan lebih efisien.
Membuat daftar tugas dan memprioritaskan pekerjaan berdasarkan urgensi juga disarankan. Dengan cara ini, kita dapat lebih fokus dan merasa lebih puas setelah menyelesaikan satu tugas sebelum beralih ke yang lain.
Selain itu, mengadopsi pola pikir yang realistis tentang tugas yang dapat diselesaikan dalam satu waktu dapat berkontribusi positif. Kualitas dari pekerjaan yang dilakukan harus diutamakan dibandingkan dengan jumlah tugas yang diselesaikan.