Dylan Field: Dari Mahasiswa Drop Out Menjadi Miliarder Teknologi

Share
  • 10 Agustus 2025

HYPEVOX – Dylan Field, pendiri dan CEO Figma, mengukir kisah inspiratif baru di dunia teknologi. Ia berhasil bertransformasi dari seorang mahasiswa yang keluar dari kuliah menjadi miliarder setelah perusahaan desain softwarenya sukses melantai di bursa saham.

Setelah IPO yang menjadikan kapitalisasi pasar Figma melonjak menjadi lebih dari USD 70 miliar, kekayaan Field kini diperkirakan mencapai sekitar USD 5 miliar, atau setara Rp 84 triliun.

Awal Mula Perjalanan Karier Field

Dylan Field memutuskan untuk meninggalkan studinya di jurusan ilmu komputer di Brown University pada tahun 2012. Keputusan ini didorong oleh keinginan kuatnya untuk bergabung dengan Thiel Fellowship, program yang didanai miliarder Peter Thiel.

Bersama Evan Wallace, temannya, Field mendirikan Figma, yang kini dikenal sebagai salah satu pemimpin dalam industri desain perangkat lunak. Meskipun ada kekhawatiran dari orang tuanya, mereka berkontribusi penuh terhadap pengembangan teknik dan produk Figma.

Kisah perjalanan karier Field menggambarkan tekad dan komitmennya untuk berinovasi di bidang teknologi, serta bagaimana mengambil risiko besar dapat menghasilkan imbalan yang tidak terduga.

Keberhasilan IPO Figma

Figma melaksanakan debut publiknya melalui IPO yang dilaksanakan minggu lalu, dengan hasil yang mengesankan. Saham Figma meroket hingga 333%, sehingga kapitalisasi pasar perusahaan mencapai lebih dari USD 70 miliar di awal perdagangan.

Dengan hasil tersebut, kekayaan Dylan Field melonjak menjadi sekitar USD 5 miliar, menempatkan dirinya di antara miliarder muda terkemuka di industri teknologi. Ia mengikuti jejak pendiri sukses lainnya seperti Mark Zuckerberg dan Bill Gates.

Kesuksesan Figma dalam IPO menunjukkan dampak signifikan dari inovasi dan kreativitas dalam desain perangkat lunak, yang terus mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia.

Tantangan dan Rintangan yang Dihadapi

Sebagai seorang pendiri, Dylan Field menghadapi tantangan besar ketika perusahaan raksasa Adobe berupaya mengakuisisi Figma dengan nilai USD 20 miliar. Namun, rencana tersebut terhalang oleh keputusan regulator Inggris yang membatalkan akuisisi tersebut karena masalah persaingan.

Meskipun menghadapi berbagai rintangan, IPO Figma tetap berjalan sukses, menjadikan Field dan Wallace miliarder. Dalam konteks ini, Forbes memperkirakan kekayaan bersih Evan Wallace mencapai USD 2,4 miliar.

Kisah perjuangan Field dan Wallace mencerminkan bahwa tantangan dalam dunia bisnis dapat diatasi dengan perencanaan yang matang dan keberanian untuk mempertahankan visi mereka.