HYPEVOX – Miliarder Ong Beng Seng resmi mengku bersalah dalam skandal gratifikasi yang mengguncang Singapura. Ia terlibat dalam pemberian hadiah mewah kepada politisi senior S. Iswaran, ketua komite balapan malam Formula Satu.
Pengakuan tersebut disampaikan pada Senin (4/8/2025), menambah catatan kelam dalam upaya Singapura menjaga reputasi zero tolerance terhadap korupsi. Ong kini terancam hukuman penjara dan denda yang dapat memengaruhi kerajaan bisnisnya.
Skandal Gratifikasi yang Menghebohkan
Ong Beng Seng, dikenal karena perannya dalam membawa balapan Formula Satu ke Singapura, kini terjebak dalam skandal gratifikasi yang menjadi sorotan publik. Ia mengaku bersalah terkait dugaan pemberian hadiah berupa perjalanan dengan jet pribadi ke Doha dan tiket bisnis senilai S$ 5.700.
Dakwaan menyatakan bahwa Ong memberikan hadiah tersebut kepada S. Iswaran yang pada saat itu menjabat sebagai menteri perhubungan dan ketua komite pengarah balapan F1. Melalui tindakan ini, Ong diduga berusaha menghalangi proses hukum yang bisa menghadang Iswaran.
Kasus ini bukan hanya mencemari reputasi Ong tetapi juga mengguncang kepercayaan publik terhadap integritas pemerintahan Singapura. Menurut laporan Bloomberg, hukuman bagi Ong bisa berupa penjara atau denda.
Dampak Terhadap Korporasi dan Kekayaan Ong
Ong Beng Seng memiliki total kekayaan bersih sekitar USD 1,5 miliar, hasil dari berbagai usaha bisnis termasuk proyek internasional. Namun, jika dijatuhi hukuman, hal ini dapat signifikan memengaruhi kendalinya atas kerajaan bisnis yang memiliki aset di beberapa negara.
Reputasi Ong yang sebelumnya sebagai seorang taipan kini harus dipertanyakan. Dengan jaringan bisnis dari pusat keuangan Asia Tenggara hingga resor mewah di Maladewa, skandal ini jelas menempatkan karir bisnisnya dalam posisi yang rawan.
Selain itu, S. Iswaran juga mendapatkan konsekuensi dari skandal ini, yang dijatuhi hukuman penjara selama satu tahun pada tahun 2024 karena menerima hadiah dari Ong, termasuk tiket balap dan sepeda Brompton.
Singapura dan Upaya Melawan Korupsi
Skandal ini menjadi salah satu yang terburuk dalam beberapa dekade dan merupakan tantangan bagi pemerintah Singapura yang berkomitmen memerangi korupsi. Masyarakat kota ini mulai meragukan efektivitas langkah-langkah yang diambil untuk menjaga integritas pemerintahan.
Singapura telah dikenal dengan ketatnya aturan anti-korupsi untuk menciptakan citra positif di mata dunia internasional. Namun, kasus Ong menunjukkan bahwa meskipun ada sistem yang kuat, ruang bagi praktik tidak etis masih ada.
Bagi Ong dan Iswaran, hasil dari proses hukum ini akan menjadi momen kunci bagi masa depan mereka, baik secara personal maupun profesional. Ini menjadi pengingat pentingnya transparansi dan integritas dalam berbisnis, terutama di lingkungan yang sangat mengedepankan reputasi.