Mengapa Kita Terjebak dalam Kebiasaan Scrolling Media Sosial di Tengah Malam?

Share
  • 29 Juli 2025

HYPEVOX – Banyak orang yang menyadari kebiasaan scroll media sosial hingga larut malam, bahkan ada yang sampai jam 2 pagi. Namun, apa sebenarnya yang membuat kita terjebak dalam siklus ini?

Psikolog telah menjelaskan sejumlah faktor seperti rasa penasaran dan dampak dari penggunaan media sosial yang berkontribusi terhadap perilaku ini.

Faktor Rasa Penasaran dan Ketidakpastian

Salah satu alasan utama mengapa kita cenderung scroll di tengah malam adalah rasa penasaran yang alami. Ketika melihat notifikasi atau postingan yang menarik, dorongan untuk mengetahui lebih lanjut menjadi sangat kuat.

Ketidakpastian mengenai konten yang akan kita temui juga berperan besar. Aktivitas ini mirip dengan bermain kartu, di mana setiap scroll bisa jadi membawa kejutan.

Para ahli menyebutkan bahwa ketidakpastian ini dapat merangsang sistem reward di otak kita, membuat kita merasa senang setiap kali menemukan informasi baru.

Dampak Media Sosial dan Teknologi

Media sosial dirancang untuk menarik perhatian kita, dengan algoritma yang mempelajari kebiasaan pengguna dan menyajikan konten yang sesuai. Hal ini membuat pengalaman scrolling menjadi semakin adiktif, terutama saat malam hari ketika kita mencari hiburan.

Kondisi fisik juga berkontribusi pada kebiasaan ini. Ketika malam tiba, lingkungan yang tenang dan minim gangguan sering kali membuat kita lebih mudah teralihkan kepada ponsel.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gadget sebelum tidur dapat memengaruhi kualitas tidur. Namun, banyak yang masih melanjutkan untuk scrolling karena sulit untuk berhenti.

Pengaruh Emosional dan Sosial

Aspek emosional juga sangat memengaruhi, seperti perasaan kesepian atau stres. Scrolling bisa menjadi pelarian untuk mengalihkan pikiran dari masalah sehari-hari.

Dalam konteks sosial, melihat postingan teman atau keluarga dapat memicu perasaan keterhubungan. Hal ini terutama penting saat kita merasa terisolasi, dan membuat kita lebih betah menghabiskan waktu untuk melihat ke aktifitas orang lain.

Dari sudut pandang psikologis, scrolling di media sosial menjadi cara bagi individu untuk memberi arti pada kehidupan sehari-hari mereka melalui interaksi virtual.