Erupsi Gunung Semeru: Empat Kali Letusan Menyusul Peningkatan Aktivitas Gunung

Share
  • 10 Juli 2025

HYPEVOX – Gunung Semeru kembali mengguncang Pulau Jawa dengan erupsi signifikan pada Rabu, 9 Juli 2025. Dalam beberapa jam, gunung tertinggi di pulau ini terpantau mengalami empat kali letusan dengan tinggi kolom abu mencapai satu kilometer di atas puncak.

Petugas dari Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, mengungkapkan bahwa erupsi pertama terjadi dini hari dengan kolom abu yang mengarah ke barat daya. Rincian setiap erupsi menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam aktivitas vulkanik.

Rincian Erupsi Gunung Semeru

Erupsi pertama Gunung Semeru dilaporkan terjadi pada pukul 00.31 WIB, dengan tinggi kolom letusan sekitar 400 meter di atas puncak. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu ini, terlihat dengan intensitas sedang, mengarah ke barat daya.

Diikuti erupsi kedua pada pukul 06.26 WIB, tinggi kolom letusannya tercatat mencapai 800 meter di atas puncak, atau 4.476 mdpl. Kolom abu yang terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal, mengarah ke barat.

Pada pukul 08.14 WIB, erupsi ketiga kembali menghentak, dengan ketinggian kolom letusan mencapai 1.000 meter atau satu kilometer di atas puncak. Kolom abu ini berwarna putih hingga kelabu, intensitas tebal, mengarah ke barat daya dan barat.

Erupsi keempat terjadi pada pukul 10.23 WIB, meskipun visual letusan tidak teramati, aktivitas ini tetap tercatat di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 118 detik.

Status Gunung Semeru dan Rekomendasi Mitigasi

Saat ini, status Gunung Semeru ditetapkan pada level II atau waspada, yang mengharuskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memberikan rekomendasi. Masyarakat tidak diperkenankan melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga jarak delapan kilometer dari puncak.

Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan. Larangan ini bertujuan untuk menghindari risiko terlanda awan panas dan aliran lahar yang dapat menjangkau hingga 13 kilometer dari puncak.

Ghufron menambahkan, “Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.” Hal ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan bagi warga yang tinggal di sekitar kawasan tersebut.

Diperlukan juga perhatian terkait potensi bahaya lain seperti awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah, terutama yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Perhatian Khusus untuk Wilayah Terdampak

Rekomendasi dari PVMBG memperingatkan potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai Besuk Kobokan. Penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap pergerakan dan ancaman yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanik ini.

Kehati-hatian sangat diperlukan bagi warga yang tinggal di area rawan letusan. Notifikasi resmi terkait status ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk mengambil tindakan yang diperlukan demi keselamatan bersama.

Para peneliti dari PVMBG akan terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Semeru dan memberikan informasi secara berkala kepada masyarakat. Ini sangat penting agar informasi dapat tersebar luas, menjaga kesiapsiagaan dan keselamatan warga.