Memahami Toxic Positivity: Dampak dan Cara Menghadapinya dalam Hubungan

Share
  • 8 Juli 2025

HYPEVOX – Toxic positivity adalah fenomena yang jadi perhatian dalam hubungan, di mana emosi negatif sering diabaikan demi menciptakan suasana positif. Ini bisa berbahaya dan membuat seseorang merasa tertekan untuk selalu bahagia.

Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang apa itu toxic positivity, dampaknya dalam hubungan, dan cara untuk menghadapinya agar hubungan tetap sehat dan seimbang.

Memahami Toxic Positivity

Toxic positivity merujuk pada sikap optimis yang berlebihan. Sering kali, orang merasa harus selalu memiliki pandangan positif, bahkan ketika mereka berada dalam situasi sulit.

Kita sering mendengar ungkapan seperti ‘Cobalah untuk berpikir positif!’ ketika pasangan merasa sedih atau cemas. Alih-alih mendengarkan dan berempati, ungkapan ini malah bisa membuat mereka terasa semakin tertekan.

Terlalu seringnya kita mendengar ‘Selalu ada sisi baiknya’ atau ‘Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja’ mengaburkan pentingnya mengakui emosi negatif. Ini membuat kita jauh dari proses pengolahan perasaan yang sebenarnya.

Dampak Toxic Positivity dalam Hubungan

Dampak dari toxic positivity dapat sangat merugikan bagi hubungan. Ketika satu orang merasa tidak dapat mengekspresikan perasaannya, itu bisa menimbulkan jarak emosional antara pasangan.

Sikap yang tidak mau menerima emosi negatif juga bisa menciptakan ketidakjujuran. Salah satu pasangan mungkin memilih untuk menyembunyikan perasaannya demi menghindari penilaian dari pasangannya.

Jika sikap ini terus berlanjut, ada kemungkinan satu individu akan merasa terisolasi dan tidak dipahami. Tanpa saling pengertian, hubungan bisa menjadi lebih rapuh dan rentan terhadap konflik di masa depan.

Cara Menghadapi Toxic Positivity

Menghindari toxic positivity dalam hubungan memerlukan komunikasi yang terbuka dan jujur. Pasangan harus merasa nyaman untuk membagikan perasaan mereka tanpa merasa khawatir dihakimi.

Melatih empati, seperti dengan mendengarkan tanpa memberi saran, bisa membantu pasangan merasa diperhatikan. Sangat penting untuk mengakui bahwa emosi negatif adalah bagian normal dari kehidupan.

Mencari bantuan profesional seperti konseling pasangan juga bisa jadi langkah yang signifikan. Terapis dapat membantu pasangan memahami dan mengelola perasaan, menciptakan ruang lebih aman untuk berbagi.